Kamis, 22 Desember 2011

The Broken Heart

Sampai saat ini, ia belum mengirim sms padaku, saudaraku itu...

Beberapa hari yang lalu, aku memutuskan untuk memberikan nomor ponselku padanya. Ia memintanya. Mungkin karena ia tak mungkin berada di warnet terlalu lama. Lagipula, ia butuh bantuan. Banyak orang yang tidak percaya padanya, ia bilang.

Aku memutuskan untuk mencoba percaya padanya, untuk saat ini. Aku mendengar keluh kesahnya. Bagaimana orang-orang tetap tak percaya padanya meski ia telah mencoba, apa yang ia lakukan di kehidupan barunya di sekolah barunya, dan hal-hal yang lain. Aku tahu pada akhirnya ia pembicaraan ini akan mengacu pada seseorang.

Temanku, orang yang ia sukai.

Saudaraku sangat menyukainya. Ia terus bertanya mengapa temanku menghindarinya. Bagiku yang tahu apa yang terjadi di antara keduanya, semua itu sudah jelas. Temanku sudah tak mau berhubungan dengannya lagi. Namun saudaraku sulit untuk mengerti.

Aku terus meminta temanku untuk segera memutuskan hubungan dengan saudaraku, sebelum ia bertindak lebih jauh. Di sisi lain, aku meminta saudaraku untuk melepasnya. Membiarkan temanku itu pergi untuk kebaikan mereka berdua.

Pagi ini, aku baru mengerti mengapa saudaraku berhenti mengirim sms padaku.

Temanku telah memutuskannya.

Dan pergi darinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar